1. Pengertian
Merupakan salah satu bentuk
penyesuaian diri untuk melindungi seorang individu dari kecemasan, meringankan
penderitaan saat mengalami kegagalan, dan untuk menjaga harga diri. Sebagian
besar mekanisme ini bersifat unconcious atau di bawah sadar, sehingga
sukar dinilai dan dievaluasi secara sadar.
2.
Bentuk Mekanisme Diri
a.
Identifikasi
Ingin
menyamai figur yang diidolakan. Ia akan memindahkan salah satu ciri dari figur
yang diidolakan ke dalam dirinya sehingga ia merasa harga dirinya bertambah
tinggi.
b.
Introjeksi.
Merupakan
bentuk sederhana dari identifikasi. Ia akan mengikuti norma-norma sehingga
ego-nya tidak terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukansuper-ego).
c.
Proyeksi
Menyalahkan
orang lain atas kesalahan atau kekurangan, keinginan, atau impuls dirinya
sendiri
d.
Represi
Secara
tidak sadar mencegah keinginan atau pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk ke
dalam kesadaran. Represi membantu individu mengendalikan impuls yang berbahaya.
Misalnya melupakan suatu pengalaman traumatik (amnesia). Keinginan yang
direpresi dapat muncul kembali bila pertahanan diri melemah atau saat mabuk dan
tidur.
e.
Regresi
Kembali ke
tingkat perkembangan terdahulu. Cenderung bertingkah primitif, misalnya
mengamuk, meraung-raung, melempar, merusak, dan sebagainya.
f.
Reaction formation
Bertingkah laku berlebihan yang
bertentangan dengan keinginan atau perasaan sebenarnya. Misalnya, pantang
membicarakan seks karena dorongan seks yang kuat atau terlalu banyak protes
yang berarti sama saja mengakui kesalahan diri sendiri.
g.
Undoing
Menghilangkan pikiran atau impuls yang
tidak baik, seolah-olah menghapus suatu kesalahan. Misalnya, pacar yang
berselingkuh tiba-tiba bertindak manis di depan kekasihnya dengan demikian ia
merasakan ketidaksetiaannya terhapus.
h.
Displacement
Mengalihkan emosi, arti simbolik atau
fantasi sumber yang sebenarnya ke orang lain, benda ataupun keadaan lain.
Misalnya, seorang karyawan dimarahi oleh bosnya kemudian saat pulang ke rumah
ia marah-marah pada istri dan anaknya.
i.
Sublimasi
Mengganti keinginan atau tujuan yang
terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya, kehilangan
pacar disalurkan menjadi novel percintaan, dan sebagainya.
j.
Acting out
Langsung menguratakan perasaan bila
keinginan terhambat. Misalnya, bertengkar untuk menyelesaikan masalah.
k. Denial
Menolak untuk menerima atau
menghadapi kenyataan yang tidak enak.
l.
Kompensasi
Menutupi kelemahan dengan
menonjolkan kemampuannya yang lain.
m. Rasionalisasi
Memberi keterangan bahwa tingkah
lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional sehingga tidak menjatuhkan
harga diri.
n. Fiksasi
Berhenti pada tingkat perkembangan
satu aspek tertentu (emosi, tingkah laku atau pikiran) sehingga perkembangan
selanjutnya terhalang. Misalnya, bersikap kekanak-kanakan, atau selalu
mengharapkan bantuan dari orang lain.
o.
Simbolisasi
Menggunakan benda atau tingkah laku
sebagai simbol pengganti suatu keadaan yang sebenarnya. Misalnya, seorang anak
selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kegelisahannya, setelah ditelusuri
ternyata ia melakukan masturbasi sehingga merasa berdosa
p. Disosiasi
Keadaan dimana seorang individu
memiliki dua kepribadian. Kepribadian primer adalah yang asli; dan sekunder
berasal dari unsur lain terlepas dari kontrol kesadaran individu.
q. Konversi
Transformasi konflik emosional ke
dalam bentuk gejala jasmani. Misalnya, seseorang tiba-tiba tidak dapat
bersuara.
0 komentar:
Posting Komentar