Ribuan warga Kabupaten Karo yang menjadi korban bencana meletusnya Gunung Sinabung kini hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka terancam kelaparan dan diserang berbagai penyakit. Berdasarkan pantauan SCTV, para pengungsi korban bencana saling berdesak-desakan di balai desa tempat pengungsian karena minimnya fasilitas. Selain itu pasokan pangan dan obat-obatan tidak sebanding dengan jumlah pengungsi yang mencapai ribuan.
Akibatnya, para pengungsi terancam kelaparan dan terserang berbagai penyakit, khususnya bagi balita. Para pengungsi meminta pemda setempat untuk secepatnya turun tangan.
Seperti diketahui sejak Gunung Sinabung meletus, hujan debu menyelimuti pemukiman warga di sekitar kaki gunung. Kabut asap yang bercampur belerang menimbulkan bau yang menyengat dan menggangu jarak pandang. Sebanyak 13 desa yang terkena dampaknya disterilkan. Warga diizinkan beraktivitas enam kilometer dari titik letusan. Namun, sebagian warga memilih bertahan untuk menjaga harta benda mereka.
Seperti diketahui sejak Gunung Sinabung meletus, hujan debu menyelimuti pemukiman warga di sekitar kaki gunung. Kabut asap yang bercampur belerang menimbulkan bau yang menyengat dan menggangu jarak pandang. Sebanyak 13 desa yang terkena dampaknya disterilkan. Warga diizinkan beraktivitas enam kilometer dari titik letusan. Namun, sebagian warga memilih bertahan untuk menjaga harta benda mereka.
Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, meletus pada minggu dinihari sekitar pukul 00.15 WIB. Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam.
Aktivitas Gunung Sinabung di Karo, Sumatra Utara, mulai mereda. Meski begitu, ribuan warga masih bertahan di tenda pengungsian dengan kondisi memprihatinkan
Korban di pengungsian saat ini membutuhkan bantuan, dari air bersih hingga obat-obatan. Mereka juga mulai mengeluhkan lokasi pengungsian yang semakin tidak sehat.
Tak hanya itu, warga mulai khawatir kehilangan harta benda dan ternak yang ditinggal selama mengungsi. Terlebih beberapa pengungsi sudah mulai kehilangan ternak. Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah, terkait kepulangan mereka ke rumah masing-masing.
Gunung Sinabung di Karo Sumatera Utara meletus pertama pada tanggal 29 Agustus 2010 , meletus lagi Senin jam 06.00 dan ketiga kalinya pada Jumat 3 September 2010 . Gunung yang dinyatakan sebelumnya sebagai type B pada beberapa jam sebelum meletus itu menggemparkan dan mengagetkan karena sebagian warga sudah kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya Sinabung sudah dinyatakan relatif aman karena sudah terbentuk kawah baru.
Sebelumnya Sinabung sudah dinyatakan relatif aman karena sudah terbentuk kawah baru.
Pengungsi berjumlah sekitar 29 ribu sudah meninggalkan kampung halaman. Tapi kemudian sekitar 5 ribu pengungsi balik ke rumahnya. Gunung Sinabung benar benar meletus dan mengagetkan semua pihak hingga BMKG langsung menyatakan Tipe A alias bahaya.
Kondisi pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara semakin memprihatinkan. Bantuan untuk para pengungsi masih sangat minim.
“Kami masih kesulitan menyediakan masker untuk warga. Setiap kali banyak warga yang datang meminta masker ke PMI, tapi persediaan kami terbatas,” ujar Koordinator PMI Sumatera Utara, Muhammad Irsal, saat dihubungi okezone.
“Kami masih kesulitan menyediakan masker untuk warga. Setiap kali banyak warga yang datang meminta masker ke PMI, tapi persediaan kami terbatas,” ujar Koordinator PMI Sumatera Utara, Muhammad Irsal, saat dihubungi okezone.
Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi untuk memperhatikan ketersediaan perlengkapan yang dibutuhkan masyarakat. PMI, katanya, sudah menyediakan sekira 10.000 masker sejak Gunung Sinabung meletus Sabtu lalu, namun jumlah tersebut masih jauh dari memadai.
Anak-anak di Brastagi, Kabupaten Tanah karo, Sulawesi Utara, ingin kembali bersekolah. Sejak Gunung Sinabung meletus sepekan silam, sekolah di desa-desa mereka harus ditutup. Mereka kini terpaksa tinggal bersama warga lain di kamp pengungsiam di Desa Telagah, Kecamatan Sungai Bingei.
Lebih dari 200 anak usia sekolah yang mengungsi sejak Gunung Sinabung meletus. Selama di kamp, mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku pelajaran dan komik bantuan dari donatur. Mereka mengaku senang membaca. Selain itu, mereka juga membuang rasa bosan dengan bermain di sungai yang tak jauh dari pengungsian.
Mereka tahu alasan meninggalkan rumah dan desa. Meski demikian, anak-anak itu mengaku rindu akan suasana sekolah. Mereka berharap dapat segera pulang dan kembali belajar.
Dan Menurut Eddy, data jumlah pengungsi yang telah masuk ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, mencapai 10.000 jiwa. Untuk mengatasi krisis makanan, telah diberangkatkan 50 ton beras. “Sudah diberangkatkan,” kata Eddy kepada Seperti Di Kutip Berita Lampung dari Tempo.
Akibat Letusan Gunung Sinabung Satu Korban Tewas ; Kepala Kepala Badan Komunikasi dan Informasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Eddy Syofian, menyatakan infeksi saluran pernafasan akut sangat rentan menyerang para pengungsi Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.
SUMBER :
- http://berita.liputan6.com/daerah/201008/293708/Korban.Gunung.Sinabung.Terancam.Kelaparan
- http://berita.liputan6.com/daerah/201009/294187/Korban.Gunung.Sinabung.Memprihatinkan
- http://www.tribunnews.com/2010/09/04/berita-foto-korban-gunung-sinabung-meletus-terkini
- http://news.okezone.com/read/2010/08/30/340/367920/korban-gunung-sinabung-keluhkan-minimnya-bantuan
- http://berita-lampung.blogspot.com/2010/08/akibat-letusan-gunung-sinabung-satu.html
- http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/09/05/28113/-Anak-Anak-Korban-Gunung-Sinabung-Rindu-Bersekolah